Sebuah Rindu di Balik Cerita (Part5)

Sebuah Rindu di Balik Cerita (Part5)


Setibanya di tempat spesialku dan ayah, Dea sangat terkejut sekaligus bahagia melihat rumah pohon yang aku bangun bersama ayah. "Kak, keren banget sih .. Kenapa baru sekarang kakak mau ajak aku ke sini sih? ..", kata Dea "Lha .. Dea nggak pernah bilang sih, cobak aja Dea bilang kan pasti kakak ajak ke sini", jawabku "Ya kan Dea takut nggak bakal boleh ke sini, oh ya kak di atas ada apa kak? boleh naik nggak kak?", tanya Dea padaku "Liat aja sendiri, boleh kok naik tapi harus hati-hati oke", kataku memperingatkan "Oke kak, aku naik yak", katanya semangat dan aku hanya menganggukkan kepala. "Wahhhhhhh ... Keren banget kak pemandangannya di sini, jadi pingin di sini terus kak .. Oh ya kak, kakak pernah nginep di sini?", tanyanya kembali "Pernah kalok nggak salah sih 2 kali kakak pernah nginep di sini .. Emang kenapa De?", tanyaku penasaran "Nggak papa sih, emang boleh sama bunda?" "Boleh, kakak kan udah ijin sama bunda jadi nggak papa", kataku menjawabnya "Kalok Dea nginep di sini kapan-kapan boleh nggak ya kak sama bunda?", tanyanya "Iya boleh lah, asalkan kamu udah ijin dan perginya sama kakak", kataku menerangkan.

Setelah beberapa menit kemudian datang sesosok bidadari (maksudnya sih wanita kemarin yang ketemu sama aku) dia kembali lagi ke tempat ini, langkahnya menuju ke arahku dan dia pun menyapaku "Hai Reka, Apa kabar nih??", sapanya hangat "H-hhai, baik kok .. Kamu sendiri gimana?", kataku agak gugup "Baik kok, kesini lagi", tanyanya "Iya nih aku ke sini sama adekku tuh yang ada di atas pohon", kataku sambil mendongakkan kepalaku ke atas "Oooh, itu adek kamu? cantik ya, imut gitu .. ", katanya sambil menunjukkan senyuman manisnya "Iya, mau aku kenalin nggak??", tanyaku "Oh, boleh-boleh", jawabnya spontan "De sini turun ada yang pingin kenalan nih", kataku sambil agak berteriak "Iya kak, ntar lagi loading", katanya nggak jelas (BTW dia emang gitu suka nggak jelas) "Hai, aku sudah sampai", katanya sambil mengembangkan senyumannya "Lucunya, hai kamu adiknya Reka ya?? kenalin aku Meta temennya Reka", katanya memperkenalkan diri "Terima kasih, kakak juga cantik .. Namaku Dea, kakak temennya Kak Reka beneran nih .. " Dea mulai menggoda "Hush .. apaan sih dek jangan goda-goda ya, nantik nggak di ajak ke sini lagi lho", kataku bergurau "Yeeee .. Kak Reka mah ngambekan, kan aku cuma bercanda .. cuma mencairkan suasana gitu" Kata Dea sedikit kesal "Iya-iya, biasa aja dong kan bercanda juga .. hehehehe ", kataku mencoba membuatnya tersenyum kembali "Udah-udah jangan berantem, mending Dea sama aku sini cerita-cerita gitu, mau nggak?" Meta memecah perdebatanku (Meskipun perdebatannya hanya bercanda) "Iya kak, enakan sama Kak Meta dari pada sama Kak Reka, weeekkkkkkk", katanya meledekku. Sore ini menutup hari yang melelahkan dengan indah, waktu pun sudah menunjukan pukul setengah 6 dan kami bertiga pun memutuskan untuk kembali ke rumah masing-masing. Sebenarnya sih ingin mengantarkan Meta tapi bagaimana lagi aku sama Dea jadinya nggak bisa. Setibanya di rumah aku dan Dea langsung bergegas membersihkan badan dan langsung makan malam bersama seperti biasa dan langsung istirahat karena sudah pada kecapekan dan pastinya untuk menyambut hari esok yang entah bagaimana jadinya tapi aku nggak mau mikirin itu yang penting aku besok bisa tampilin yang terbaik di pensi.

Tak terasa waktu malam berganti dengan dinginnya pagi yang membuatku terbangun dan bergegas untuk mempersiapkan diri untuk hari ini .. Hari dimana aku menunjukkan pada ayah yang jauh di sana bahwa aku bisa dan aku bangga pada ayahku di sana, aku langsung bergegas turun ke bawah untuk sarapan bersama bunda, Dea, dan kakakku tercinta Kak Nina .. "Bun, tau nggak kak Reka punya temen cewek lho .. Kemaren ketemu di tempat spesialnya kakak sama ayah", kata Dea menceritakan kejadian kemaren "Apaan sih De' jangan mulai deh", kataku "Oh ya, emang kayak apa orangnya?? siapa namanya?? jadi penasaran bunda", bunda menggodaku "Wah udah besar nih adekku yang satu, udah tau yang namanya cewek nihhh", kakakku mulai ikut menggodaku "Nggak kok, cuma temenku aja .. Lagian kenalnya baru kok", kataku menjelaskan .. Mereka tersenyum, aku mengerti mereka hanya menggodaku dan bergurau .. ya sudahlah ya "Oh ya kak, sekarang kata kakak ada acara ya di kampus .. emang acara apa sih kak?", bunda bertanya padaku "Acara taunan gitu bun, acara pensi gitu lah", kataku menjelaskan "Oh gitu ya", kata bunda sambil ngangguk-ngangguk memberi isyarat bahwa mengerti "Emang temanya apa?? kan biasanya ada tema kalok ada pensi gitu", tanya kakakku .. Sebenernya sih males mau ngomongnya dan capek juga mau menjelaskannya, tapi ya bagaimana lagi ya udah aku harus  ngomong .. "Temanya taun ini tentang "Ayah"", kataku memberi tahu .. Semua di meja makan seakan berhenti sejenak setelah mendengar ucapanku tentang tema pensi taun ini "Oh oke, semoga berhasil ya", kata kakakku memberikan semangat .. Aku mengerti mereka tak mau membicarakan tentang itu sekarang jadi oke fine, aku pun begitu dan aku hanya berharap semoga hari ini semua berjalan dengan lancar. Setelah selesai sarapan aku langsung berpamitan pada bunda untuk pergi ke kampus. "Bun, pamit ke kampus dulu ya bun", kataku berpamitan "Iya, semoga berhasil ya kak dan sabar ya pasti nanti ayah akan pulang kok ke kota kita ini", kata bunda .. air mulai menggenang di mata bunda "Bunda jangan sedih, pasti ayah pulang kok .. Ayah kan ayah yang hebat yang bisa menjaga kedaulatan negara juga bisa menjaga keluarga kita meski tidak berada di tengah-tengah kita .. Jadi bunda sabar juga ya .. Love you bunda", kataku memberi semangat dan langsung memeluk bunda. "Love you too kak .. Ya udah, sana kakak berangkat nanti telat lagi", kata bunda "Iya udah bun, berangkat ya .. Assalamualaikum", kataku sambil mencium tangan bunda "Waalaikumsalam".
Hari ini aku tidak berangkat bareng dengan kedua sahabatku karena mereka harus berangkat dengan para ayah mereka. Sesampainya aku di kampus, di sana sudah banyak mahasiswa maupun mahasiswi yang datang bersama ayahnya, aku pasti bisa aku pasti kuat .. Ku tarik nafasku dalam-dalam dan menghebuskannya perlahan 'AKU PASTI BISA!!' kataku dalam hati, langkahku ku tujukan untuk masuk ke dalam kampus meski agak sulit untuk itu.
Sesampainya aku di dalam aku langsung bersiap-siap untuk penampilanku, sebenarnya sih mau mencari sahabat-sahabatku itu tapi waktunya udah mepet jadi nggak jadi deh, giliranku untuk menunjukkan bakatku di depan semua orang. Show time ..


Sebuah Rindu di Balik Cerita (Part5)

Setelah aku menunjukkan bakatku aku segera mencari ke dua sahabatku dan akhirnya ketemu, aku duduk bersama mereka sambil menunggu acaranya selesai .. Lelah rasanya, rasanya ada yang kurang aku berada di sini yaitu seorang ayah, seakan-akan aku di tengah-tengah anak dengan ayahnya dan aku hanya sendiri. Dan acara puncak pun akan di mulai AKHIRNYA!! dalam hatiku, di acara puncak biasanya akan ada acara penyerahan seperti kalung emas/perunggu gitu lah aku juga nggak tau, itu untuk mahasiswa yang berprestasi .. Dan aku terkejut saat namaku di panggil untuk maju kedepan, Waw aku nggak nyangka .. Kok bisa?? bukannya aku nggak bersyukur ya tapi orang yang mengalungkan pernghargaan itu adalah ayah dari masing-masing mahasiswa .. Lah aku bagaimana?? siapa yang akan mengalungkan penghargaanku?? Pak Arif?? Lagi .. Ahhhhhhhhhhhhh!!!! rasanya ingin aku teriak di tengah-tengah lapangan ini, tapi oke aku tahan untuk kali ini .. aku ingin membuktikan bahwa aku bisa .. Tiba lah giliranku untuk menerima penghargaan, terdengar suara langkah menuju kepadaku dan orang itu yang mungkin akan mengalungkan penghargaanku .. Dan ya benar orang itu mengalungkan penghargaanku, tapi tiba-tiba terdengar suara berbisik padaku "Ayah bangga padamu, selamat nak", kata orang yang ada di belakangku .. Mendengar suara bisikan itu dengan cepat aku berbalik melihat seorang yang ada di belakangku, betapa terkejutnya aku orang yang mengalungkan penghargaanku adalah AYAHKU!!! .. Tak bisa ku menahan rasa rinduku ini langsung ku peluk ayah dengan erat dan ayah pun melakukan hal yang sama .. Yang keluar hanyalah air mata tak ada kata-kata yang bisa keluar untuk mengungkapkan perasaan yang campur aduk saat itu .. Entahlah apa yang aku rasakan saat ini, sedih bahagia rindu semuanya bercampur aduk menjadi satu.
Dan di hari inilah semua kerinduan itu berubah menjadi kebahagian yang tiada tara, tak bisa diungkapkan dengan kata-kata ..
Di hari ini aku bisa bercerita semua yang telah aku alami selama hampir 2 tahun saat ayah menjalankan tugasnya di perbatasan sana. Disinilah akhir ceritaku, untuk masalah Meta wanita yang aku kenal tempo hari itu masalah lainn .. Menurut kalian apa yang terjadi denganku dan Meta?? silahkan berimajinasi ya .. Byee ..

- Tamat -

Subscribe to receive free email updates:

1 Response to "Sebuah Rindu di Balik Cerita (Part5)"

Terima kasih sudah berkunjung ke Blog saya, apabila anda ada pertanyaan, silahkan berkomentar pada kolom komentar dibawah ini..!!!