Sebuah Rindu di Balik Cerita (Part4)

Sebuah Rindu di Balik Cerita (Part4)

Suara jam weker membangunkanku dari mimpi indahku yang sudah terbang tinggi ke angkasa, tapi yah bagaimana lagi mentari telah menunjukkan sinarnya yang indah dan cerah. Aku bergegas untuk bersiap-siap untuk aktivitasku hari ini, setelah semua selesai aku turun ke ruang makan untuk sarapan bersama ibu, kakak dan adikku. "Rapi banget kak, mau kemana sih? emang ada kuliah pagi ya??", kata bunda bertanya padaku "Oh nggak kok Bun aku lagi nggak ada kelas pagi, tapi di kampus lagi ngadain acara besok dan aku adalah salah satu pengisi acaranya bun jadi hari ini aku gladi bersih untuk acara besok gitu bun", jawabku menjelaskan pertanyaan bunda "Oalah gitu, kirain minggu gini kamu ada kuliah pagi, soalnya kan biasanya kalok nggak malem ya libur kuliahnya", kata bunda. "Kak" Dea mulai mengikuti perbincangan "Hemmm", jawabku "Emang kakak nggak mau kemana gitu selain ke kampus??", katanya bertanya padaku "Ada, emang kenapa??" "Hehehehe, aku bosen nih setiap hari minggu cuma di rumah aja aku ingin deh jalan-jalan gitu meskipun cuma sebentar, kira-kira boleh gak kak aku ikut kakak??" tanyanya dengan senyuman memelas agar mendapatkan jawaban 'boleh' "Hemmmmmm, gimana yaaa .. oke deh ayok tapi ikut kakak dulu ya ke kampus, abis kakak gladi bersih baru kita jalan-jalan gimana mau nggak??" kataku dengan semangat "Boleh kak, tapi apa boleh kakak bawak aku ke kampus kakak? kan aku nggak kuliah di sana kak", katanya dengan mimik yang agak serius "Tenang aja boleh kok, lagian kakak kan nggak mau kuliah cuma ada perlu aja di kampus sebentar abis gitu go .. Jadi nggak masalah gitu" "Oke dan kak aku mau, aku siap-siap dulu ya .. 5 menit aja oke??", katanya sangat bersemangat "Oke, tapi bener lho 5 menit kalok lebih dari itu kakak tinggalin ya", jawabku sambil menggodanya "Oke, siap 86", jawabnya sambil bergegas menuju kamarnya untuk bersiap-siap.

Setelah aku sarapan dan Dea sudah siap untuk meluncur, kami berdua berpamitan pada bunda "Bunda Dede' mau ikut kakak ya .. boleh kan??", katanya "Iya, boleh tapi jangan nakal-nakal ya jangan liat-liat yang bening-bening masih kecil, hehehe", kata bunda menggoda dea "Hmmmm, iya iya bunda nggak kok, tapi sedikit hehehe" candaan Dea "Kak, titip ya tolong jagain yang bener jangan sampek kemana-mana nih bocah", kata bunda bercanda "Siap bun, pasti kakak jagain", kataku, kami berdua berpamitan dan mencium tangan bunda. Di perjalanan kami membahas banyak hal, mulai dari A sampai Z sampek-sampek bahas tentang cowok yang lagi di taksir sama Dea, dasar anak kecil biasalah namanya juga cinta monyet ya begitulahhh pasti kalian juga pernah ngalaminnya, iya kaannnnn. Sesampainya kami di kampus aku dan Dea langsung menuju lapangan kampus yang ada di pusat kampus di sana sudah ada sahabat-sahabatku Raka dan Dena "Assalamualaikum, pagi" sapaku kepada mereka berdua "Waalaikumsalam, pagi juga bro lama amet lo Rek, eh Dea ikut abang ya?" kata Dena "Hehhh, jangan di goda masih kecil awas lo", kataku bercanda "Iya iya Rek, santai bro kan cuma bercanda", kata Dena "Iya nih kak, bosen di rumah muluk setiap hari minggu jadi ikut kakak", jawab Dea dengan manisnya. "Gimana udah nyampek mana? kapan giliran gue gladi??", tanyaku pada kedua sahabatku ini "Ntar lagi, abis itu yang lagi ada di panggung", kata Raka menjelaskan "Oke, aku siap-siap ke sana ya, De' kakak kesana dulu kamu sama temen-temen kakak dulu ya, bro tolong jagain ya sebentar", kataku "Sip-sip santai aja Rek, tapi lo beneran mau dateng besok??", tanya Raka "Iya, beneran kok .. udah dulu ya aku kesana dulu", kataku "Oke oke, goodluck", kata Dena.

Sebuah Rindu di Balik Cerita (Part4)

Setelah aku selesai gladi aku langsung kembali lagi ke tempat Dea, Dena dan Raka. "Wow, keren abis menyentuh banget kayak yang dari dalem ati banget tuh, emang lagi jatuh cinta ya bro??", kata Raka menggoda "Apaan sih, enggak kok .. gue kan memang ahli menghayati lagu, gue gitu loh", jawabku "Hemm, baiklah maestro musik", jawab meledek Dena "Oke deh, gue sama adek gue pergi dulu .. Nih nepatin janji bakalan ngajak jalan-jalan bocah satu ini", kataku sambil ngunyel-ngunyel kepala Dea "Oh gitu, oke dah sip .. sukses ya buat besok, lo memang yang terbaik
Rek", kata Dena "Oke, thank you .. pamit yak, Assalamualaikum", kataku "Waalaikumsalam, ati-ati bro", jawab mereka berdua dan aku hanya menunjukkan jari jempolku kepada mereka. Tiba di parkir kampus tiba-tiba Dea berbicara padaku "Kak" "Heemmm", kataku "Akuuuu, ingin tau tempat spesialnya kakak sama ayah .. boleh nggak??", tanyanya agak ragu. Mendengarnya rasanya biasa aja sih "Oke, boleh mau ke sana sekarang?", tanyaku "Boleh kak, iya aku mau sekarang", jawabnya "Boleh kok, jadi kita sekarang lets go ke tempat spesial kakak dan ayah oke", kataku "OKE!!!", jawab Dea semangat.

- & -

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Sebuah Rindu di Balik Cerita (Part4)"

Post a Comment

Terima kasih sudah berkunjung ke Blog saya, apabila anda ada pertanyaan, silahkan berkomentar pada kolom komentar dibawah ini..!!!