Sebuah Rindu di Balik Cerita (Part3)
Rumah
pohon yang ku buat dengan ayah saat ku masih kecil, di sinilah aku bisa
meluapkan semua apa yang ada di hati ini. Kerinduan yang ada di hati ini sudah
mulai menggunung hampir dua tahun ayah belum kembali menengok kami di sini,
entahlah kapan ayah akan cuti meski waktunya hanya sebentar, saat ini hanya
kata rindu yang ada dalam hati ini tak terasa air bening mulai meluncur deras
di pipiku ini .. Ku tak ingin bunda tau jika aku menangis karena tak bisa
menahan rindu ini kepada ayah karena jika bunda sampai tau dia pasti juga akan
menangis. Aku merenungkan kembali, aku tidak boleh menangis aku harus bisa
menjadi apa yang diinginkan ayah juga harus memegang teguh pesan ayah, aku tak
boleh menjadi lelaki yang lemah aku harus bisa melindungi, menjaga, dan juga
menyayangi keluargaku dan pada akhirnya aku mulai melupakannya dengan cara
menyibukkan diri ini. Menyibukkan diri dengan hobiku yaitu fotografi, aku
memiliki kamera sendiri yang aku hasilkan dari kerjaku selama ini di
percetakan. Aku mulai mencari objek yang sangat ku sukai sampai aku berhenti
pada satu titik fokus, pada sesosok indah yang tak pernah aku bayangkan
sebelumnya, Indah satu kata yang dapat meluncur dari mulut ini. Ku mulai
memotretnya semakin ku terkesan dengannya, dia tak cantik namun dia indah dan
sepertinya dia memiliki kepribadian yang lembut dari bagaimana dia berdiri dan
tersenyum.
Aku
melayang akan hayalanku tanpa tersadar dia telah berada di hadapanku,
"Maaf mas lagi ngapain ya?? ngambil foto saya ya??" katanya membuka
perkataan, aku terbuyar dari lamunanku dan agak gugup saat ku mulai menyadari
bahwa dia ada di depanku dan mengumpulkan raga untuk bisa menjawab pertanyaan
yang dia ajukan tadi. "Oh i i i i ya, maaf sa sa saya tadi lagi motret
sekitar sini dan nggak sengaja memotret mbak ma maaf ya mbak, bukan maksud saya
untuk yang lain-lain hanya kebetulan saja sekali lagi maaf ya mbak",
ucapku terbata-bata, "Oh gitu ya udah mas nggak papa tapi tolong bisa di
hapuskan fotonya yang tadi??" katanya lagi "Oh bisa bisa kalok mbak
mau mbak aja yang ngehapusnya" kataku sigap dan tak mau dianggap lagi
salting (salah tingkah gituu) "Masnya aja saya nggak tau kalok masalah
kamera", jawabnya sambil tersenyum. Sungguh senyumannya sangatlah indah
sampai tak tahan rasanya hati ini untuk menahannya hehe .. "Maaf mbak
kalok boleh saya tau mbak ngapain ya di sini sendirian?? kalok boleh saya tau sih
mbah", kataku memberanikan diri untuk bertanya padanya "Ooooh saya
lagi ingin menenangkan diri aja sih yang saya tau di sini adalah tempat yang
paling baik untuk hal itu", katanya menjelaskan "oh gitu, tapi baru
kali ini saya lihat kamu di sini soalnya aku sering kesini begitu ... Oh ya apa
boleh aku tau namamu mulai tadi kita berbincang tapi tidak tau nama
masing-masing, Aku reka", kataku sambil menyodorkan tanganku mengajak
kenalan padanya "Oh iya ya, aku Metha selamat kenal ya .. Kalok aku sih
baru-baru ini sering kesini soalnya aku baru tau kalok di sini ada tempat
seindah ini", katanya menerima tanganku dan memberikan alasan. Sisa hari
ini aku habiskan bersamanya bertukar cerita dan pada saatnya aku pulang dan dia
pulang, dia tidak mau untuk diantarkan pulang ya sudahlah aku turuti saja
kemauannya. Sesampainya aku di rumah aku langsung bersih-bersih badan, lalu
beristirahat di kamar agar lebih segar saat melakukan aktivitas besok pagi yang
begitu berat untuk di lewati, tapi ayah pernah bilang bahwa semua tak ada yang
berat tergantung bagaimana kita memandangnya .. menutup mata begitu juga
menutup aktivitas hari ini yang penuh dengan kebahagiaan kesedihan dan semua
tercampur dalam satu kesatuan, dan bulan mulai menampakkan senyumannya dan
menghantarkanku pada hayalan mimpiku.
0 Response to "Sebuah Rindu di Balik Cerita (Part3)"
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung ke Blog saya, apabila anda ada pertanyaan, silahkan berkomentar pada kolom komentar dibawah ini..!!!